Hanya dekat Allah saja aku tenang, daripada-Nyalah keselamatanku.

(Mzm. 62:2)

Saat duduk sendiri di pagi yang sejuk sesudah bersaat teduh, Ibu Praska merasakan suasana hati yang begitu tenang. Semilir angin pagi di teras rumah membuat ia merasa tenang tanpa ketakutan dan kegelisahan yang sering kali dirasakannya akhir-akhir ini. Ia menyadari bahwa seluruh alam ini menggambarkan cara Tuhan menyapa hidupnya, dan ia merasakan kenyamanan di hatinya. Kenyamanan yang begitu mendalam.

Sobat Lansia yang dikasihi Kristus, seringkah kita gelisah saat bangun pagi? Merasa sendiri, tanpa teman dan keluarga? Atau kecemasan yang tanpa sebab atau karena alasan yang tidak jelas? Mari bersama pemazmur kita menyatakan pengakuan ini: Hanya dekat Allah saja aku tenang. Di tengah pelbagai kegelisahan hidupnya, pemazmur mengajak kita untuk duduk diam merenungkan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Apakah kita merasakan sapaan-Nya saat kita mendiamkan pelbagai suara hati dan kecemasan kita, dan membuka diri untuk berada dekat Tuhan? Bukankah hanya dengan relasi yang tenang dan akrab dengan Tuhan, maka kita dapat merasakan kedamaian hidup? Damai karena kita tahu bahwa keselamatan kita ada di dalam Tuhan.

DOA:

Tuhan, terima kasih karena kami bisa merasakan Tuhan hadir dekat dengan kehidupan kami di tengah pelbagai perasaan cemas dan kegelisahan hati kami. Amin.