Kolose 2:11-12

Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus ….

(Kolose 2:11)

Seorang etnograf asal Jerman bernama Arnold van Gennep pernah mencetuskan sebuah teori dalam dunia antropologi yang disebut the rites of passage atau “upacara peralihan”. Meskipun terdengar asing dan sulit dipahami, sesungguhnya teori ini sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Secara sederhana, upacara peralihan adalah satu ritual yang menandai perubahan status seseorang di tengah masyarakat. Mari kita ambil beberapa contoh. Upacara wisuda menandai perubahan status seseorang dari mahasiswa menjadi sarjana. Upacara peneguhan dan pemberkatan nikah menandai perubahan status seseorang dari lajang menjadi seorang suami/istri yang sah. Upacara baptisan menandai perubahan status seseorang menjadi anggota gereja yang tercatat dalam buku induk gereja.

Dalam Perjanjian Lama, upacara sunat rupanya juga dimaknai sebagai salah satu bentuk upacara peralihan yang menjadi tanda bahwa seorang Israel mempunyai hubungan perjanjian dengan Allah (Kej. 17:11). Namun, dalam teks Alkitab hari ini, Rasul Paulus memberikan sebuah pemaknaan yang baru terhadap tradisi sunat dalam Perjanjian Lama. “Sunat Kristus” melambangkan pengeratan atau pemisahan manusia dari dosa dan segala sesuatu yang buruk di dalam dunia. Setiap orang percaya telah mengalami “sunat yang rohani”, yaitu “penanggalan akan tubuh (sifat) yang berdosa” sebab Kristus telah mengerat sifat lama yang penuh kedurhakaan terhadap Allah serta memberikan hidup baru dalam hati kita (ay. 11).

Teens, ritual baptisan bukanlah satu-satunya indikator “keberhasilan” hidup kita sebagai pengikut Kristus. Sebab, “sunat Kristus” menuntut sebuah perubahan besar yang lahir dari dalam diri kita, bukan sekadar menghias diri dengan apa yang tampak dari luar. Dapatkah kamu menyebutkan satu saja karaktermu yang sudah dibarui oleh firman-Nya?