Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu.

(Ams. 26:17)

Sobat Lansia, bagaimana reaksi Anda ketika mendengar anak dan menantu atau orang yang kita kenal terlibat pertengkaran? Sering kali kita terjebak melibatkan diri dan ikut campur dalam pertengkaran mereka. Lalu, emosi kita sering membuat penilaian kita menjadi tidak objektif, apalagi jika salah satunya adalah anak atau teman kita. Lalu, apa akibatnya jika keadaan berakhir dengan fatal? Bukanlah pada akhirnya kita disesali dan disalahkan karena keterlibatan tersebut?

Sobat Lansia yang dikasihi Kristus, ayat bacaan kita hari ini menyatakan bahwa jika kita ikut campur dalam pertengkaran orang lain, itu seperti menangkap telinga anjing yang berlalu. Apa arti gambaran tersebut? Bukankah jika ada anjing lewat dan kita menangkap telinganya, ia akan berbalik dan menggigit kita? Seperti itulah jika kita selalu ikut campur dengan masalah orang lain. Biasanya keinginan yang besar untuk selalu mencampuri orang lain sering membuat kita dituduh, disesali, dan dihindari orang serta dianggap sebagai biang kerok dari kehancuran keadaan orang lain. Jauh lebih baik kita mendoakan dan bersikap tenang ketika kita mendengar ada orang yang sedang bermasalah. Cepat mendengar dan mempertimbangkan tindakan adalah sebuah kebajikan.

DOA:

Ya Tuhan, ajari kami bersikap bijak dalam menghadapi persoalan orang lain. Ajari kami untuk dapat mengendalikan kebiasaan tergesa-gesa mencampuri urusan orang lain. Amin.