Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

(1Tes. 2:7)

Sobat Lansia yang dikasihi Kristus, Pak Santro jarang menyapa tetangganya meskipun lewat di depan rumah mereka. Ia bahkan jarang didekati anak-anak karena mukanya yang cenderung tanpa ekspresi. Ia menjadi penyendiri dan lingkungannya pun akhirnya mengacuhkannya. Bahkan, ketika Pak Santro tidak keluar dari rumahnya, tak ada tetangganya yang merisaukannya. Menjadi orang yang kesepian dan tanpa komunikasi merupakan gambaran hidup yang menakutkan.

Bagaimana dengan kehidupan kita, Sobat Lansia? Dalam ayat bacaan kita hari ini, Paulus mengungkapkan mengenai sikap ramahnya kepada jemaat di Tesalonika sebagai sebuah relasi yang harus terus dibangun seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya. Bersikap ramah itu membuka diri terhadap proses membangun relasi dan kesediaan untuk terbuka serta peduli kepada kehadiran orang lain. Dibutuhkan latihan, keberanian, kesabaran untuk terus memelihara dan membangun komunikasi yang ramah dan tulus. Seperti ibu merawat dan mengasuh anaknya, maka tindakan ramah yang kita lakukan disertai dengan kemauan saling peduli dan berbagi.

DOA:

Ya Tuhan, ajari kami menjadi anak-anak Tuhan yang berhati ramah sehingga memancarkan kebaikan Kristus dalam berelasi dengan sesama kami. Amin.