Ibrani 11:1-7

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.

(Ibr. 11:6)

 

 

Tissa adalah seorang pemudi yang sedang berusaha mencari pekerjaan. Setiap kali berdoa, ia berharap penuh dan percaya pada campur tangan Tuhan. Ia juga melakukan banyak hal: mempersiapkan berkas lamaran, mengirimkannya ke banyak tempat, melakukan wawancara demi wawancara, dan lain sebagainya. Ia melakukan segala sesuatu yang menjadi bagiannya. Penolakan demi penolakan pun tak jarang ia alami dalam proses ini. Namun, setelah 6 bulan berjuang, ia pun berhasil diterima di salah satu perusahaan swasta. Hal ini kemudian menjadi kesaksian iman atas perkenanan Tuhan dalam hidupnya.

 

Hidup yang menjadi kesaksian iman dapat kita jumpai juga dalam teks Alkitab hari ini melalui tokoh Habel, Henokh, dan Nuh. Habel mempersembahkan korban terbaik. Henokh dan Nuh hidup dalam ketaatan. Yang mereka lakukan ini merupakan wujud keyakinan dan ke-berserah-an diri mereka kepada Tuhan dan kehendak-Nya. Mereka melakukan apa yang menjadi bagian mereka sesuai perintah Tuhan. Dalam berbagai keadaan, mereka mempertaruhkan hidup pada janji dan penyertaan Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan berkenan atas mereka dan melayakkan mereka untuk melihat bukti dari keyakinan mereka kepada-Nya, baik dalam keadaan hidup maupun mati.

 

Youth, pertanyaannya, sudahkah hidup kita menjadi kesaksian iman? Hidup kita bisa menjadi kesaksian iman hanya jika kita sungguh-sungguh meyakini kehadiran Tuhan dan taat kepada-Nya secara total. Dengan demikian, Tuhan berkenan atas hidup kita, memenuhi harapan kita, dan membuktikan campur tangan-Nya dalam kehidupan kita kini dan nanti.

 

1. Bagaimana cara hidup Habel, Henokh, dan Nuh yang berkenan bagi Tuhan?

2. Upaya apa yang perlu dilakukan agar hidup kita menjadi kesaksian iman?

 

 

Pokok Doa:

Hidup berkenan kepada Tuhan dan menjadi kesaksian iman.