Kolose 4:2-6

Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat
berbicara tentang rahasia Kristus ….

(Kolose 4:3)

Matthew adalah seorang pengurus Komisi Remaja yang terkenal sangat sukses dalam pelayanan. Berkali-kali ia dipercaya memegang jabatan sebagai ketua dalam berbagai macam kepanitiaan dan badan-badan pelayanan lain di gereja. Kerja tim yang dipimpinnya hampir selalu menuai banyak apresiasi dari umat. Namun demikian, dalam beberapa kali kepanitiaan, ia sering kali mengungkapkan secara terbuka bahwa kesediaannya menjadi ketua menuntut sebuah syarat, yaitu ia tidak ingin orang-orang tertentu ada di dalam timnya. Ia menganggap kehadiran mereka bisa menghambat kesuksesan tim karena cara kerja mereka yang cenderung lambat. Tampaknya keberhasilan dan apresiasi yang banyak dituainya telah membuat Matthew menjadi tinggi hati.

Dalam teks Alkitab hari ini, Rasul Paulus memberikan teladan yang sebaliknya. Tentu kita mengenal siapa Rasul Paulus dan bagaimana peran pentingnya dalam mengabarkan Injil hingga lahirlah embrio-embrio Gereja Mula-Mula di berbagai wilayah. Salah satunya di Kolose, sebuah kota kuno di Frigia. Kemampuan, visi, dan komitmennya sebagai seorang pemimpin tak perlu diragukan lagi. Namun demikian, ia mengatakan, “Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah membuka pintu untuk pemberitaan kami …” (ay. 3). Betapapun luar biasanya prestasi Rasul Paulus, ia tetap menyadari bahwasanya hanya Allah yang sanggup “membuka pintu” untuk karya pelayanannya dan rekan-rekan pekabar Injil lainnya.

Teens, seorang teolog mengatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin Kristen sesungguhnya bukan terletak semata-mata pada kekuatan dan kemampuannya, melainkan pada kebergantungannya akan kuasa Allah. Ketika orang melihat keberhasilanmu, jangan biarkan orang hanya terpesona dengan dirimu. Sebaliknya, justru biarlah mereka hanya melihat Kristus yang kamu beritakan.