Yesaya 54:1-10

“Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu ….

(Yes. 54:10)

 

 

Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 tercatat sebagai salah satu letusan gunung berapi terdahsyat sepanjang sejarah dunia. Suara letusannya dapat terdengar hingga jarak sekitar 4.500 km sampai ke Perth, Australia. Daya letusnya diperkirakan mencapai 13.000 kali lebih besar dibanding daya ledak bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945. Tentu saja letusan ini mengakibatkan banyak orang mati dan perubahan fenomena alam.

 

Yesaya 54 merupakan suatu pembaruan perjanjian (recovenant) antara Tuhan dengan umat pilihan-Nya, bangsa Israel, pascakepulangan  mereka dari pembuangan di Babel selama 70 tahun. Saat itu, bangsa Israel menghadapi pergumulan berat, yaitu berkurangnya keturunan sebagai ahli waris di negeri perjanjian (Yes. 54:1) dan masalah pembagian atau tata letak tanah warisan yang menjadi hak mereka (Yes. 54:3). Tuhan menghibur mereka dan mengingat kasih setia-Nya yang besar bahwa Ia tidak akan beranjak dan melupakan perjanjian-Nya dengan Israel. Sebaliknya, Ia mengasihani Israel dan memberi jaminan kehidupan yang baru. Pembaruan janji ini pun berlaku pula untuk kita.

 

Youth, Tuhan telah berjanji, sekuat apa pun gunung-gunung beranjak dari tempatnya dan bukit-bukit bergoyang, kasih setia-Nya tidak akan beranjak dari kita. Bahkan, perjanjian damai-Nya tidak akan bergoyang. Artinya, ada jaminan kasih Allah yang kekal bagi kita. Cobalah sesekali nyanyikan lagu Sekolah Minggu yang berjudul “Biarpun Gunung-Gunung Beranjak” saat kita sedang bergumul dengan persoalan-persoalan hidup. Ingatlah kembali cinta kasih Allah yang tidak pernah beranjak dalam segala musim hidup kita.

 

1. Kepada siapa Allah berjanji tidak akan meluluhkan bumi dan isinya?

2. Sikap apa yang mesti kita miliki saat diperhadapkan pada pergumulan hidup?

 

 

Pokok Doa:

Sedia menyandarkan diri kepada Allah yang kasih-Nya kekal abadi.