1 Korintus 4:1-5

Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

(1 Korintus 4:2)

Erich Fromm, seorang filsuf dan psikolog kenamaan, pernah menyatakan demikian, “Hanya orang yang memiliki kepercayaan di dalam hatinya yang dapat dipercaya orang lain.” Kalimat ini menegaskan bahwa baik di dalam relasi pribadi maupun komunal, kepercayaan adalah syarat utama yang harus ada. Dalam konteks team work, dapat dipercayai adalah syarat utama. Kepercayaan berkaitan erat dengan integritas (satunya kata dan perbuatan). Kepercayaan lahir melalui teladan nyata, tidak dapat diminta, tetapi diberikan. Ketika kita percaya bahwa kita adalah orang yang dapat dipercayai lalu menunjukkannya melalui tindakan nyata, orang pun akan memberikan kepercayaan kepada kita.

Paulus adalah seorang rasul yang pernah berada dalam posisi tidak dipercaya. Konflik internal di jemaat Korintus berujung pada terpecahnya jemaat menjadi beberapa kelompok berdasarkan fanatisme kepada rasul. Masing-masing kelompok mengaku yang paling benar sekaligus menuduh kelompok lain paling keliru. Menghadapi persoalan ini, Paulus merasa perlu bertindak dengan hikmat. Maka, secara konsisten ia membuktikan perkataannya melalui tindakan nyata. Ia terus berusaha untuk membangun jemaat Korintus sebagai jemaat yang mau saling percaya, bukan saling curiga (ay. 2); saling mengasihi, bukan saling menghakimi (ay. 3). Sebagai pemimpin, ia menjelaskan dirinya sebagai pelayan Kristus yang bertanggung jawab memberitakan rencana Allah bagi dunia. Sebagai pelayan, ia mampu membuktikan kesetiaannya dan ia dapat dipercayai (ay. 1-2). Sebagai rekan kerja dari rasul yang lain, ia menghormati mereka sebagai sesama pelayan Allah yang juga dapat dipercayai (1Kor. 4:6).

Teens, di mana pun kita berada, dalam relasi dengan siapa pun, di tengah peran apa pun, “sikap percaya dan dapat dipercayai adalah kunci”. Cara menjadi orang yang dapat dipercayai itu sederhana: Secara konsisten, satu padukanlah perkataanmu dengan perbuatanmu, lalu ulangi hal ini terus-menerus.