Lukas 1:46b-55

Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku ….”

(Luk.1:46-47) 

 

 

Memuliakan Tuhan saat hidup tenang dan bahagia itu mudah. Namun, memuliakan Tuhan saat hidup dalam kesukaran, ancaman, kebingungan, dan ketidakpastian adalah hal yang sulit. Teks Alkitab hari ini menunjukkan kepada kita bagaimana Maria memuliakan Tuhan dalam situasi sulit pada masanya.

 

Nyanyian pujian Maria bukanlah sekumpulan kata-kata karena sedang bahagia. Ini adalah ungkapan imannya tentang siapa dirinya di hadapan Allah dan seperti apa Allah baginya. Maria taat sempurna kepada Allah. Buah dari ketaatannya itu membawa sukacita. Karena itu, hatinya berlimpah syukur. Sebuah keadaan yang tidak dipengaruhi oleh situasi di luar diri sendiri. Maria bersukacita walaupun ia mengandung sebelum menikah karena ia tahu semua ini adalah kehendak Allah baginya. Gambaran tentang betapa bahagianya Maria itu dinyatakan melalui nyanyian pujiannya, “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” Ia memuliakan Tuhan dengan sepenuh hatinya dan dengan segenap jiwanya, bukan dengan ucapan bibir belaka. Secara spiritual, inilah kegembiraan sejati sebab dasar dari kegembiraan itu adalah Tuhan, Sang Pemberi Kebaikan.

 

Youth, seberapa besar sukacita dan kebahagiaan karena perbuatanperbuatan Tuhan dalam hidup kita? Kerap kali karena tidak mengerti perbuatan-perbuatan Tuhan, kita tidak mampu bersyukur dan hanya bisa menggerutu dan bersungut-sungut. Nyanyian pujian Maria menginspirasi kita untuk menjadi orang-orang yang memuji Tuhan dengan gembira dalam keadaan apa pun; menantang kita untuk tetap percaya bahwa Tuhan itu sungguh baik, setia, dan peduli kepada kita.

 

1. Bagaimana Maria menggambarkan Allah dalam nyanyian pujiannya?

2. Apa saja tantangan yang Youth alami untuk memuliakan Tuhan dalam impitan kesulitan?

 

 

Pokok Doa:

Tuhan menjadi dasar sukacita dalam hidup.