Galatia 3:6-14

“Orang yang benar akan hidup oleh iman.”

(Gal. 3:11)

 

 

Paul Tillich, seorang teolog abad ke-20, pernah berkata, “Iman adalah kata yang paling disalahpahami dalam kosakata agama.” Iman adalah sikap percaya di hadapan Tuhan yang cukup sederhana untuk dikatakan. Namun, hidup dengan iman berarti menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, meninggalkan keinginan kita sendiri, dan menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah anugerah semata. Karena itu, merenungkan dan menghidupi makna iman bukan hal mudah.

 

Jemaat di Galatia masih berkutat dengan tuntutan Taurat sekalipun telah percaya kepada Kristus. Paulus menasihatkan dan menegaskan bahwa mereka dapat hidup bukan karena melakukan hukum (Taurat), melainkan semata-mata karena iman. Salah satu implikasi penting dari kesimpulan ini adalah bahwa iman itu membenarkan dan menyucikan. Mereka, yang telah dibenarkan oleh Kristus melalui karya penebusan-Nya, dikuduskan dan diselamatkan. Allah membenarkan manusia berdosa secara cuma-cuma dengan kasih karunia-Nya yang luar biasa. Pembenaran itu terjadi karena manusia berpegang teguh kepada Allah dan menjadikan-Nya sebagai satu-satunya sumber kehidupan.

 

Youth, iman bukanlah serangkaian rumusan doktrin yang dihafal. Beriman kepada Allah tidak sekadar mengaku percaya. Iman bukanlah produk sekali jadi. Iman bertumbuh melalui proses kehidupan. Orang
yang telah dibenarkan oleh Allah akan menghidupi imannya dengan sungguh-sungguh sebagai bukti sekaligus persembahan yang hidup dan berkenan bagi Allah. Hanya dengan cara itu, kita dapat memiliki hidup yang sesungguhnya.

 

1. Apa arti frasa ”orang yang benar akan hidup oleh iman”?

2. Apa saja yang Youth lakukan agar iman dapat bertumbuh ke arah Kristus?

 

 

Pokok Doa:

Terus berjuang dalam proses pertumbuhan iman.