Lukas 5:17-26

… naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus.

(Lukas 5:19)

Di sekolah mungkin kita pernah diperkenalkan dengan analisis SWOT: Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats. Analisis ini dikembangkan oleh Albert Humphrey, seorang konsultan bisnis dari Amerika Serikat, pada tahun 1960-an. Analisis ini mengatur 4 hal tadi: Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman dari sebuah persoalan. Keempat faktor SWOT tersebut saling berhubungan. Metode analisis ini dianggap sebagai alat sederhana, tetapi cukup efektif untuk menemukan ragam permasalahan. Melalui analisis ini, kasus lebih mudah ditangani dan diselesaikan dengan baik. Apabila kamu tertarik mendalami tentang SWOT, kamu dapat membaca bukubuku yang membahasnya. Tidak ada salahnya menambah pengetahuan, kan?

Entah melalui metode spesifik ilmiah atau tidak, manusia pasti sering melakukan analisis sederhana. Hal itu pula yang tampak dilakukan oleh teman-teman si lumpuh dalam teks Alkitab hari ini yang ingin membawa si lumpuh kepada Yesus (ay. 18). Peluang untuk si lumpuh ini sembuh sangat besar karena berita bahwa Yesus melakukan mukjizat telah tersebar luas (ay. 17). Namun, usaha teman-teman si lumpuh ini terancam gagal. Mengapa? Sebab, terlalu banyak orang berjejal di sekitar rumah tempat Yesus berada. Mereka kesulitan dan terancam tidak dapat masuk. Namun, mereka tidak putus asa. Kesempatan bertemu Yesus ini sangat sayang untuk dilewatkan. Berbekal kekuatan pengenalan atas struktur bangunan rumah orang Israel, mulailah mereka bergerak. Rumah pasti memiliki atap yang tidak terlalu tinggi dan mudah dibongkar. Mereka pun membongkar atap, menurunkan si lumpuh beserta tikarnya di depan Yesus di tengah orang banyak. Melihat kecerdikan dan ketulusan iman teman-teman si lumpuh dalam membantu, Yesus pun menyembuhkan si lumpuh. Seketika itu, ia pun dapat berjalan.

Teens, tak ada persoalan yang tidak dapat diatasi. Jangan mudah menyerah. Pakailah segenap kemampuanmu dibarengi dengan analisis sederhana seperti yang dilakukan oleh teman-teman si lumpuh dalam kisah Alkitab yang kita baca hari ini.