“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau ….”
(Yesaya 43:4)

Dalam sebuah seminar, seorang ibu bertanya kepada pembicara, “Pak, sejauh yang saya tahu, mama saya adalah sosok yang ceria dan selalu siap mengulurkan tangan menyambut siapa saja yang memerlukan bantuannya. Ia orang yang begitu bersahaja dan bijaksana. Namun, entah kenapa, sejak memasuki usia yang ke-79, Mama jadi mudah tersinggung dan tidak lagi ceria?” Sesungguhnya ketika memasuki usia lansia, daya tahan dan kekuatan tubuh manusia untuk melawan berbagai macam penyakit dan mengerjakan pekerjaan sehari-hari secara mandiri makin berkurang. Mereka yang tadinya bisa melakukan banyak hal secara mandiri, kini harus dibantu dan bergantung pada orang lain. Dalam tahap ini, kadang muncul rasa tidak berguna dan tidak berharga, yang menjadi racun yang merusak hidup dan menghilangkan sukacita.

Sobat Lansia, tidak semua orang bisa menjadi tua seperti kita. Jika kita bisa, itu pasti karena Tuhan punya rencana. Tuhan tahu dan mengerti situasi sulit yang akan kita hadapi ketika menjadi lansia. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita. Sampai masa tua, Ia tetap beserta kita. Ia akan menggendong dan menopang kita, karena bagi-Nya setiap kita berharga dan mulia dan Ia mengasihi kita. Karena itu, bersukacitalah senantiasa.

DOA:
Tuhan, terima kasih karena Engkau begitu mengasihi kami, tidak hanya ketika kami masih muda dan kuat, juga ketika kami sudah tua dan penuh dengan kelemahan. Tolong kami untuk terus menjalani hidup kami dengan sukacita bersama-Mu. Amin.