Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka
yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
(Efesus 4:29)

Suasana Panti di siang hari biasanya tenang, ada yang berbaring istirahat sambil mendengarkan musik, ada yang duduk membaca atau membuat pekerjaan tangan. Namun, hari ini tampak berbeda. Ada sedikit keributan di selasar bangsal tempat para opa dan oma tinggal. Ketika ibu asrama datang, seorang perawat berkata, “Oma Yo marah pada Oma Tin setelah mendengar perkataan Oma Tin. Sepertinya Oma Yo tersinggung. Oma Tin berusaha menjelaskan bahwa ia tidak bermaksud mengatakan sesuatu yang tidak baik. Ia hanya ingin memberi nasihat pada Oma Yo, tetapi Oma Yo tidak bisa menerima nasihat itu.”

Sobat Lansia, perkataan yang kita ucapkan dapat membangun saudara kita, tetapi dapat juga menyinggung hati mereka. Kadang kita berniat untuk membangun dengan memberi komentar positif atau nasihat, tetapi orang yang mendengar bisa menangkap berbeda dan menjadi tersinggung karena perkataan kita. Tentang hal berkata-kata, Rasul Paulus mengingatkan bahwa kita mesti bijak memilih kata. Jangan sampai ada perkataan kotor atau jahat yang keluar dari mulut kita. Bahkan, perkataan baik pun tidak boleh sembarangan kita katakan. Pertimbangkan apakah memang diperlukan atau tidak. Mari kita belajar bijak berkata-kata.

DOA:
Tuhan Yesus, tolong kami agar dapat berkata-kata dengan benar
sehingga orang yang mendengar perkataan kami memperoleh berkat.
Amin.