Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di
padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka
tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.
(Mazmur 103:15-16)

Ketika melihat foto-foto yang terpasang di ruang tamu, kami semua merasa kagum. Betapa tidak, di sana ada banyak foto masa muda Opa Herman dan Oma Mei. Paras mereka tampak menawan, penuh semangat dan antusias. “Wah, Opa dan Oma ternyata waktu mudanya keren banget ya. Pantas saja, walau sudah lanjut usia masih tetap terlihat cantik dan tampan,” komentar seorang anggota pelawat. “Ah, itu foto sudah sangat lama, waktu kami masih muda. Sekarang sudah tua, sudah tidak bisa banyak gaya. Jalan saja susah,” jawab Oma sambil tertawa.

Sobat Lansia, waktu hidup kita berlalu begitu cepat. Rasanya belum lama kita memasuki masa remaja dengan banyak gaya, tahu-tahu sekarang sudah lansia. Masih teringat bagaimana kita mencari dan menemukan cinta dalam hidup kita. Banyak situasi berat kita lalui. Ada keberhasilan dan juga kegagalan. Semua dipakai Tuhan untuk kebaikan. Kini masa muda yang kita banggakan tinggal kenangan. Pemazmur mengatakan bahwa hidup manusia hanya seperti bunga rumput, bunga di padang, yang bertumbuh dan berkembang menampakkan keindahan, kemudian menjadi lisut dan layu, lalu dilupakan. Hidup manusia begitu fana, tidak ada yang dapat dimegahkan. Tanpa Tuhan, kita hanyalah debu.

DOA:
Tuhan, terima kasih, dalam kefanaan hidup kami Engkau berkenan
berkarya, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bernilai kekal.
Selama kami masih ada, selama kami masih bisa, pakailah kami jadi
alat kemuliaan-Mu. Amin.