Matius 6:1-6, 16-21

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka ….”
(Matius. 6:1)

Kiwari orang dapat dengan sangat mudah menampilkan apa pun yang sudah dan sedang dilakukan kepada sebanyak mungkin orang melalui unggahan di media sosial. Ketika ada orang lain yang menegur atau mengingatkan agar tidak pamer, mereka akan berkilah dengan berbagai alasan.

Menjalankan kewajiban agama dan syariat adalah keniscayaan bagi setiap penganutnya. Soalnya bukan pada apakah orang menjalankan atau tidak, melainkan pada bagaimana ia menjalankannya. Yesus dengan sangat tegas mengatakan agar ketika orang menjalankan kewajiban agamanya, ia melakukannya bukan dengan sikap pamer. Semua kewajiban agama dijalankan bukan agar dilihat orang, apalagi agar dapat pujian. Sedapat-dapatnya jalankanlah seluruh kewajiban agama tanpa orang lain tahu bahwa kita sedang melakukannya. Mengapa Yesus harus memberi peringatan seperti itu? Sebab, dengan memamerkan seluruh kesalehan melalui berbagai kewajiban agama, orang sejatinya justru gagal melakukan kewajiban itu sebagaimana yang dikehendaki Allah. Menjalankan kewajiban agama adalah hal yang sangat personal, tidak untuk dipamerkan.

Youth, kita mungkin merasa senang ketika ada yang memuji kita saat menjalankan kewajiban agama, seperti berdoa dan berpuasa, yang kita unggah di media sosial. Namun, ingatlah bahwa Yesus tidak ingin kita melakukannya. Hari ini kita merayakan Rabu Abu. Bisa jadi ada godaan untuk mengunggah ibadah ini ke media sosial, memamerkan dahi yang sudah diolesi abu dengan simbol salib. Hatihati, jangan pamer!

1. Mengapa ada orang-orang pada masa itu yang suka pamerdalam hal ibadah?
2. Bagaimana kita bersikap terhadap maraknya tindakanpamer kesalehan?

Pokok Doa:

Agar kita dapat menjalankan ibadah dengan baik dan benar.