Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
(2Kor. 9:7)

Bu Dana dan Bu Tini berbantahan mengenai persembahan. Bu Dana berkata, “Memberi persembahan itu yang penting dengan kerelaan hati. Lebih baik memberi dalam jumlah kecil asalkan kita rela. Firman Tuhan mengajarkan begitu.” Bu Tini membantah, “Firman Tuhan memang mengajarkan agar memberi dengan rela hati, tetapi kalau kita punya uang banyak, memberi dalam jumlah sangat sedikit, itu namanya pelit kepada Tuhan. Ibu kan punya uang banyak, tetapi setiap kali memberi persembahan, tukar uang kecil dan hanya memberi seribu rupiah saja. Padahal, Tuhan sudah memberkati dengan harta berlimpah.”

Sobat Lansia, ketika kita akan memberi persembahan, sebaiknya kita merenungkan berkat-berkat Tuhan dan berapa besar rasa terima kasih yang ada di hati kita. Doakan persembahan kita lebih dahulu. Apakah kita memberi berdasarkan besarnya rasa syukur yang ada di hati kita, atau hanya asal memberi saja? Jangan memberi sesuatu yang tidak berarti untuk kita. Berikan apa yang berharga, sama seperti kita menghargai setiap pemberian Tuhan dalam hidup kita. Jangan memberi apa yang tersisa, tetapi berilah apa yang terbaik dari yang telah Tuhan berikan kepada kita, dan persiapkanlah itu dengan baik.

DOA:
Bapa Surgawi, terima kasih atas semua rahmat-Mu kepada kami.
Tuhan Yesus telah memberikan hidup dan nyawa-Nya sebagai kurban
persembahan untuk menghapus dosa kami. Tolong kami untuk
memberi yang terbaik untuk Tuhan. Amin.