Mazmur 128

“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!”
(Mzm. 128:1)

“Waaa!” teriak salah seorang siswi dalam kelas. “Ada apa?” tanya ibu guru mencari tahu. Tenyata siswi tersebut ketakutan ketika ada cecak terjatuh tepat di hadapannya. Cecak itu menjadi sumber ketakutan si siswi dan ketakutan itulah yang membuatnya berteriak minta tolong.

Pada umumnya setiap orang memiliki ketakutannya sendiri. Ada yang takut gelap, ada yang takut ketinggian, ada yang takut berada di dalam ruangan sempit, ada yang takut tinggal sendirian, dan ada juga yang takut pada hewan tertentu, seperti kisah di atas. Ketakutan ini timbul ketika seseorang berjumpa pada sesuatu atau kondisi yang mereka benci atau membuat mereka tidak nyaman. Lalu bagaimana dengan “takut akan Tuhan” seperti pada teks Alkitab hari ini? Tentu istilah takut akan Tuhan yang ditulis oleh pemazmur berbeda dengan ketakutan seperti yang diungkapkan sebelumnya. Ketakutan dalam hal ini mengacu pada sikap hormat kepada Tuhan. Sikap hormat ini terwujud dalam menuruti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini terlihat dalam kalimat utuh dari ayat yang menjadi fokus refleksi kita pada hari ini, yakni “… yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya”. Ketika kita hidup menurut jalan Tuhan inilah kebahagiaan atau kedamaian itu kita bisa rasakan.

Youth, melalui tulisan pemazmur pada hari ini kita diingatkan bahwa Tuhan tidaklah menakutkan. Takut akan Tuhan justru ditunjukkan dengan berlaku hormat serta taat melakukan kehendak-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan itulah hidup kita akan menjadi kesaksian kapan pun, di mana pun, dan dalam situasi apa pun.

1. Apa yang akan terjadi pada orang yang takut akan Tuhan?
2. Perintah Tuhan apakah yang sulit untuk Anda lakukan? Mengapa?

Pokok Doa:

Komitmen untuk hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.