Yohanes 12:20-36

“Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
(Yoh. 12:24)

Seorang anak laki-laki berjalan di sebuah jalan yang panjang. Ia menggendong adiknya yang sakit lumpuh di punggungnya. Melihat itu seseorang berkomentar prihatin kepadanya, ”Kasihan kau, Nak. Bebanmu pasti berat.” Namun, ia spontan menjawab, “Dia bukan beban, Pak. Dia ini saudaraku.” Percakapan singkat inilah yang kemudian menginspirasi Bobby Scott dan Bob Russel untuk mengarang lagu berjudul ”He Ain’t Heavy, He’s My Brother”.

Ketika hari Paskah makin dekat, banyak orang dari berbagai penjuru negeri datang ke Yerusalem. Di antara mereka ada juga orang-orang Yunani. Rupaya mereka juga telah mendengar tentang sosok Yesus. Mereka kagum dan ingin berjumpa dengan-Nya. Filipus dan Andreas pun memberitahukan hal itu kepada Yesus. Ketika mendengarnya, Yesus sangat terharu. Bangsa-bangsa lain telah membuka hati dan siap menyambut Injil keselamatan. Yesus tahu Ia datang untuk semua orang, yakni menyatakan anugerah penebusan bagi segala bangsa. Dengan mati di kayu salib, penebusan dosa itu akan tersedia bagi siapa pun yang menerima-Nya, baik bagi orang Yahudi maupun bagi bangsa-bangsa lain.

Youth, hidup kita menjadi bermakna ketika bisa berguna untuk orang lain. Kita hidup bukan oleh dan untuk diri kita sendiri. Kita ada karena Tuhan dan Tuhan menghendaki kita bisa hidup satu bagi yang lain. Saling melengkapi. Saling menopang dan membangun. Di sini memang dibutuhkan kesediaan untuk rela berkorban. Namun, percayalah, setiap pengorbanan yang kita lakukan akan membuahkan kebaikan dan apresiasi dari Bapa surgawi.

1. ”Mencintai nyawa malah kehilangan nyawa”. Apa artinya?
2. Pernahkah Anda berkorban bagi orang lain? Apa dampaknya bagi diri Anda sendiri dan bagi orang itu?

Pokok Doa:

Mampu untuk selalu ada bagi kebaikan sesama.