Yunus 1:1-17

Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.
(Yun. 1:3)

Seorang pemuda memutuskan mundur dari kepengurusan gereja karena alasan pekerjaan. Ia harus bekerja pada hari Minggu untuk meningkatkan prestasi dan penghasilannya. Akibatnya, ia merasa tidak punya waktu lagi untuk ke gereja. Memang penghasilan pemuda ini meningkat. Namun, hidupnya tidak berubah lebih baik. Ia malah terjebak dengan pergaulan yang buruk dan sistem kerja yang curang. Makin jauh ia meninggalkan Tuhan, makin kelam hidupnya.

Niniwe adalah ibu kota Kerajaan Asyur kuno. Niniwe penuh dengan kejahatan. Kota itu disebut penumpah darah, pendusta, dan perampas. Tuhan lalu mengutus Yunus menobatkan penduduknya. Namun, Yunus menolak. Ia kabur ke Tarsis. Ia ingin jauh dari Tuhan. Yunus berpikir bahwa jauh dari Tuhan akan membuatnya bebas dari masalah. Ia salah besar. Hidupnya justru dalam masalah besar. Badai mengguncang laut dan mengancam seluruh awak kapal. Semua orang gentar dan berdoa kepada allahnya. Akhirnya, mereka tahu Yunuslah biang kerok bencana itu. Mereka pun sepakat membuang Yunus ke laut. Laut menjadi reda. Untungnya, Tuhan masih mengasihani Yunus. Ia hidup di perut ikan tiga hari lamanya. Yunus pun menyesal telah menjauh dari Tuhan.

Youth, banyak orang berpikir bahwa hidup bersama Tuhan itu sulit, terlalu banyak aturan. Banyak hal yang harus dipantang. Hidup tidak bebas. Mereka pun memilih menjauh dari Tuhan. Mereka melepas iman mereka. Mereka meninggalkan gereja dan melupakan doa mereka. Apa hasilnya? Hidup justru lebih susah. Mereka terjerat berbagai dosa dan hidup dalam pergaulan buruk. Jangan pernah jauh dari Tuhan. Hidup kita lebih indah jika bersama Tuhan.

1. Mengapa Yunus bertekad melarikan diri dari Tuhan?
2. Pernahkah Anda berusaha menjauh dari Tuhan? Bagaimana hasilnya?

Pokok Doa:

Hidup karib dengan Tuhan dan mendekat kepada-Nya.