“Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku.”
(Why. 3:2)

Tahun 2003 kereta api ekonomi di Indonesia masih mengizinkan pedagang asongan masuk dan menjajakan dagangannya. Ada seorang penumpang yang tertarik dengan mangga yang disusun di sebuah kantong anyaman bambu. Mangga-mangga itu tampak menarik. Ia membeli satu kantong untuk keluarganya sebagai buah tangan. Tak lupa, ia memberi uang tip untuk pedagang yang sudah tua itu. Namun, ketika sampai di rumah, saat satu per satu dikupas, semua buah mangga itu busuk. Buah yang tampak ranum itu ternyata tidak satu pun sempurna. Sangat mengecewakan!

Hidup kita pun bisa saja seperti mangga itu. Dari luar tampak manis dan saleh. Kita membuat orang lain terpesona saat sepintas melihat hidup kita. Kita bisa menipu manusia untuk menilai kita sebagai anak Tuhan yang sempurna. Hal itu terjadi karena kita pandai menutupi kebusukan kita. Namun kelak, saat kita tutup usia, Tuhan akan mengupas satu demi satu buah pekerjaan kita selama di dunia. Tentu saja Tuhan berharap kita pulang membawa buah hidup yang manis dan sempurna. Jadi, Sobat Lansia, meski kita sudah tua, bukan berarti kita berhenti memperbaiki diri. Apa yang buruk yang masih kita lakukan, ayo tinggalkan. Jangan berhenti untuk terus bertobat dan berubah.

DOA:
Bapa, tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Mu. Engkau tahu seluruh hidup kami. Jika ada pekerjaan hidup kami yang tak berkenan di hadapan-Mu, tunjukkanlah kepada kami dan tolonglah kami memperbaikinya. Amin.