Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
(Hakim-hakim 4:4)

“Malas, ah! Kelompokku semuanya perempuan, cuma aku sendiri yang laki-laki,” keluh Bandi kepada Didi. “Wah, kamu menjadi pujaan, dong!” Didi menggoda Bandi. Bandi makin kesal mendengar ucapan Didi. “Kalau aku satusatunya laki-laki, seharusnya aku yang menjadi ketua kelompok. Betul enggak? Namun, teman-teman memilih Kiki yang menjadi ketua kelompok. Ketuanya perempuan, bikin malas, deh!” keluh Bandi lagi kepada Didi.

Adik-adik, Tuhan menciptakan perempuan dan laki-laki untuk dapat bekerja sama. Tidak selalu laki-laki yang menjadi pemimpin, perempuan pun bisa. Mari kita baca Hakim-hakim 4:1-5! Tuhan memilih seorang perempuan, bernama Debora untuk menjadi hakim atas orang Israel. Ini membuktikan bahwa perempuan pun dapat menjadi pemimpin. Dalam sejarah Indonesia pun terbukti bahwa perempuan ikut mengukir sejarah bangsa.

Adik-adik, ayo kita belajar menghargai baik perempuan maupun laki-laki! Perempuan dan laki-laki sama-sama penting di hadapan Tuhan. Keduanya saling melengkapi.

Doa:

Bapa di Surga, ajar aku untuk menghargai semua orang, laki-laki maupun perempuan. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.