1 Petrus 1:23-25

Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.
(1Ptr. 1:23)

Pada tahun 1692 kota Port Royal di Jamaika tenggelam ketika dilanda gempa besar. Begitu banyak korban jiwa. Lewis Galdy adalah salah seorang yang selamat. Gempa pertama membuatnya terkubur di bawah tanah. Gempa kedua membuatnya terlempar ke udara dan mendarat langsung ke laut yang tiba-tiba bergejolak. Ia akhirnya ditemukan perahu penyelamat. Ia meninggal 47 tahun kemudian. Ia sadar betapa fana hidup ini. Yang kekal ialah Tuhan dan firman-Nya. Sebelum meninggal, ia menulis kisah hidupnya ini di batu nisannya sendiri.

Rasul Petrus mengajak kita menyadari betapa fananya hidup ini. Semua makhluk, termasuk manusia, ibarat rumput. Semaraknya seperti bunga. Ketika makhluk mati, semaraknya pun gugur. Ketika kita mati, semua prestasi kita pun dilupakan. Tubuh kita akan menyatu kembali dengan alam ini. Itu sebabnya Petrus mengajak kita untuk mengalami kelahiran baru supaya hidup kita tidak berakhir dengan kebinasaan. Kelahiran kembali ini terjadi oleh firman Allah. Firman Allah adalah benih kekal yang menumbuhkan persekutuan kekal dengan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Firman Allah menumbuhkan kualitas hidup yang sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Surga. Ini menjadi persiapan kita untuk hidup bersama Allah di dalam Kerajaan Surga.

Youth, uang, jabatan, atau popularitas adalah unsur-unsur dunia yang fana. Ibarat benih tanaman, semua itu hanya berguna untuk hidup di masa kini saja. Untuk itu, marilah mengejar bukan hanya materi yang berguna, melainkan terutama mengerti kehendak Allah melalui firman-Nya. Dengan begitu, kita dapat mengusahakan dan meraih makna hidup yang kekal.

1. Mengapa firman Allah dikatakan berlaku selama-lamanya?
2. Bagaimana cara menambah kecintaan pada firman Allah?

Pokok Doa:

Makin mengerti dan mencintai firman Allah.