Matius 27:51-56

Kepala pasukan dan prajuritprajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut … lalu berkata: “Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.”
(Matius 27:54)

Nanda kehilangan ponsel yang disimpannya di tasnya. Ia sudah mencari berulang kali, tetapi tidak dapat menemukannya. Beberapa siswa yang sempat melihat Jojo memasuki kelas ketika jam pelajaran olahraga menuduh Jojo mengambilnya dan melaporkan kejadian itu kepada Ibu Fanny, wali kelas mereka. Ibu Fanny segera menanyai semua anak, termasuk Jojo. Jojo yang tidak merasa mengambil ponsel Nanda menolak tuduhan itu. Sebab, ia masuk ke kelas ketika jam pelajaran olahraga untuk mengambil minuman. Namun, teman-temannya tidak percaya dan mendesak agar tas Jojo diperiksa. Sebelum situasi makin buruk, Ibu Fanny segera mengambil tindakan. Ia mengambil ponselnya sendiri dan menghubungi ponsel Nanda. Pada saat itu terdengarlah bunyi getaran yang berasal dari laci meja Joddy. Akhirnya, Joddy mengaku bahwa ia menyembunyikan ponsel Nanda untuk mengisengi Nanda. Tindakan Ibu Fanny dalam kisah ini disebut the game changer, yakni tindakan yang mengubah situasi. Tanpa tindakan itu, Jojo akan terus dituduh dan pelaku sebenarnya tidak akan diketahui.

Kematian Yesus juga menjadi game changer dari semua peristiwa yang mendahuluinya. Apabila sebelumnya orang-orang mengolok-olok Yesus dan menyebut-Nya telah menghujat Allah karena mengaku sebagai Mesias dan Anak Allah, peristiwa-peristiwa yang menyertai kematian-Nya membuat orang-orang menyadari bahwa Ia sungguh Anak Allah.

Teens, kini kita tahu bahwa penderitaan dan kematian Yesus bukanlah hal yang sia-sia. Kalau Yesus tidak mati di kayu salib, orang-orang tidak akan melihat peristiwaperistiwa yang menyertai kematian-Nya dan mungkin tidak akan menyadari bahwa Ia adalah Anak Allah. Yesus rela bertindak, bahkan berkorban, agar orang-orang dapat melihat kebenaran. Maukah kamu juga menjadi game changer ketika ada yang salah agar orang-orang lain melihat kebenaran?