Matius 27:62-66

“Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup- Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.”
(Matius 27:63)

Kamu tentu tidak asing dengan istilah insecure. Secara harfiah, insecure atau insecurity adalah kondisi yang menyebabkan seseorang merasa tidak aman. Istilah ini sering dipakai untuk menyebutkan kondisi ketika seseorang merasa posisinya terancam oleh suatu keadaan atau keberadaan orang lain yang ia pikir akan menghancurkannya. Insecurity dapat dialami oleh siapa saja yang belum dapat menerima dirinya sendiri dan tidak menjalankan perannya dengan baik. Insecurity terjadi ketika seseorang menghadapi situasi yang menurutnya tidak dapat ia kendalikan. Pada masa kini insecurity dipercaya menjadi penyebab dari stres, bahkan depresi, yang apabila dibiarkan dapat merusak kesehatan mental atau kualitas moral seseorang.

Perasaan ini tampaknya juga dimiliki oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi yang berusaha menyalibkan Yesus. Mereka merasa bahwa menyiksa Yesus dan membunuh-Nya dengan cara yang kejam tidaklah cukup. Mereka masih takut akan kebangkitan-Nya. Karena itu, mereka menghadap Pilatus dan menghasutnya agar menempatkan penjaga di kubur Yesus. Insecurity para imam dan orang Farisi terhadap Yesus yang telah berlangsung lama membuat mereka selalu menggunakan kesempatan yang ada untuk menjatuhkan Yesus, bahkan setelah kematian-Nya. Namun, sekeras apa pun mereka berusaha, mereka tetap tidak dapat menghalangi karya Allah.

Teens, perasaan terancam dan tidak aman karena keberadaan orang lain dapat membuat kita “gelap mata” dan terdorong melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Karena itu, kita perlu berhati-hati dengan insecurity ini. Apabila kamu pernah merasakannya, segera ingatlah hal-hal yang kamu syukuri tentang dirimu dan situasi yang kamu jalani saat ini agar kamu terhindar dari niat untuk melakukan hal yang tidak masuk akal, bahkan sampai menghancurkan orang lain.