Yohanes 10:1-10

“… ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.”
(Yoh. 10:4)

Seseorang membagikan sebuah pantun di media sosialnya. Pantun itu berbunyi: Ini duku bukan sembarang duku. Ini duku dari Maluku. Tuhan adalah gembalaku. Tak akan kekurangan aku. Pantun ini tentu refleksi dari Mazmur 23 tentang gembala yang baik dalam merawat dombadombanya. Di balik pesan mazmur dan pantun ini, ada ajakan untuk tidak khawatir akan hidup kita. Tuhan memelihara kita. Kita hanya perlu belajar menjadi domba-domba yang baik. Jangan nakal. Jangan liar. Kenalilah suara Gembala dan ikutilah arahan-Nya.

Yesus menegaskan diri-Nya sebagai “Gembala yang Baik” bagi umat-Nya. Sebagai gembala, Ia memelihara umat-Nya. Ia membuka pintu-pintu berkat dan anugerah. Ia mengenal umat-Nya dengan baik, khususnya kondisi dan kebutuhan mereka. Ia memastikan tidak adanya bahaya dengan berjalan di depan. Ia melindungi umat seperti gembala berjaga-jaga di depan pintu kandang. Pencuri dan hewan buas pasti akan dilawan-Nya. Di dalam semua ini, Yesus berharap umat bisa merasakan kebaikan-Nya. Dengan begitu, umat lebih percaya kepada-Nya. Umat lebih mengenal-Nya dan hidup dekat pada-Nya. Umat mendengar suara-Nya dan patuh pada tuntunan-Nya. Seperti Tuhan menjadi gembala yang baik bagi kita, begitu pula kita menjadi domba yang baik bagi-Nya.

Youth, bukankah Tuhan telah menjadi gembala yang baik bagi kita? Bukankah Ia selalu peduli dan menolong kita? Bukankah Ia selalu memberkati kita? Bukankah Ia sangat mengasihi kita? Jika betul demikian, sudah saatnya kita berkomitmen menjadi domba yang baik bagi-Nya. Kasihilah Tuhan. Layanilah Tuhan. Taatlah pada tuntunan firman-Nya.

1. Bagaimana cara Yesus menjadi gembala baik bagi umat?
2. Bagaimana cara menjadi domba yang baik bagi Yesus?

Pokok Doa:

Mau menjadi domba yang baik bagi Tuhan.