Mazmur 126

Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang … “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!”
(Mazmur 126:2)

“Aku sudah pernah mencobanya berkali-kali. Ini tidak akan berhasil.” Atau, “Ia pasti tidak akan berubah.” Pernahkah kamu mengucapkan kalimat-kalimat yang bernada pesimis seperti ini? Menyerah sering kali menjadi jalan akhir ketika usaha yang kita lakukan tidak kunjung membuahkan hasil atau ketika situasi tidak juga mengalami perubahan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti juga pernah mengalami momen ketika kita mulai kehilangan kesabaran terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita. Kita mulai menyerah untuk memberi pengampunan, menyerah untuk memberi bantuan, menyerah untuk memberi kepercayaan, dan sebagainya. Namun, pernahkah kamu berpikir apa yang akan terjadi jika Tuhan yang menyerah dengan sikap kita?

Mazmur 126 menceritakan sebuah ingatan sejarah ketika umat Allah yang sempat mengalami pengasingan ke Babel karena pemberontakannya kini telah dipulihkan dan kembali pulang ke Yehuda (ay. 1). Pada suatu masa Israel pernah memberontak dan mendukakan hati Allah dengan kejahatannya dan kebergantungannya pada kekuatan bangsa-bangsa lain daripada pemeliharaan Allah. Akibatnya, mereka dibuang jauh dari negeri mereka dan harus menjalani kehidupan sebagai orang asing di Babel selama 70 tahun. Walaupun demikian, pemazmur menyaksikan bahwa Allah tidak pernah menyerah dengan keadaan mereka. Ratap tangis dan air mata kini telah diubah menjadi tawa dan sorak-sorai mengiringi kepulangan mereka ke tanah air (ay. 2, 5).

Teens, teks Alkitab hari ini mengajarkan tentang karakter “pantang menyerah” yang bukan hanya tertuju pada diri kita atau cita-cita kita, melainkan juga terhadap orang-orang yang kita kasihi. Tuhan selalu punya cara untuk mengembalikan umat-Nya dalam relasi perjanjian dengan-Nya walaupun mereka berkali-kali mendukakan hati-Nya. Apakah kamu juga mau membuka ruang kepercayaan dalam hatimu bagi sesama, dengan tak menyerah dalam menolong meraka?