Mazmur 134

Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, yang datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam. Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah TUHAN!
(Mazmur 134:1-2)

Aaron adalah seorang remaja yang mulai terjebak dalam zona nyamannya. Selama dua tahun lebih masa pandemi Covid-19 ia terbiasa menonton semua video ibadah dari gereja-gereja favoritnya sambil berbaring dan makan camilan kesukaannya. Disiplin rohani berdoa dan membaca Alkitab pun perlahan mulai ditinggalkannya. Demikian pula setiap kali orangtuanya mengajaknya beribadah di gereja, Aaron selalu menjawab, “Tuhan kan ada di mana-mana, Pa, Ma. Tidak harus di gedung gereja.”

Tuhan memang ada di mana-mana, bukan hanya di satu tempat tertentu. Namun, pendapat ini juga kurang lengkap. Mari kita belajar dari sang pemazmur! Mazmur 134 adalah nyanyian ziarah yang dilantunkan para peziarah ketika mereka telah sampai di puncak pendakian, yaitu Bait Allah di Yerusalem. Di sanalah mereka melakukan sebuah liturgi yang disebut “ibadah petang” dalam rangka pembukaan hari raya Pondok Daun. Tahukah kamu bahwa ibadah petang yang dilakukan di sini benar-benar berlangsung semalam suntuk? Dalam rangkaian liturgi itu, para peziarah mengingat-rayakan kembali penyertaan Allah kepada nenek moyang mereka dalam bentuk tiang awan dan tiang api ketika mereka berziarah melintasi padang gurun. Dengan penuh khidmat, para peziarah dan para imam mengangkat tangan mereka ke arah Bait Allah dan memuji Tuhan (ay. 1-2). Dengan demikian, mereka pun yakin bahwa berkat Allah akan turun dari Sion atas mereka (ay. 3).

Teens, liturgi bukanlah sekadar sebuah tata cara yang kaku dan membatasi kebebasanmu dalam beribadah kepada Tuhan. Sebaliknya, liturgi adalah sebuah “dramaturgi”. Melaluinya, umat Allah di segala abad dan tempat memperagakan kembali seluruh penyertaan Allah yang sudah dialami dalam perjalanan hidupnya. Dengan cara itu, kita ditolong untuk mengungkapkan syukur kita kepada Allah dalam satu keteraturan dan disiplin rohani yang berpusat pada karya Allah, bukan keinginan kita.