“… tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku:
Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.”
(1 Samuel 24:11)

“Di, maaf ya, kemarin aku jail menyembunyikan botol minumanmu. Sekarang kamu malah mau meminjamkan alat tulismu kepadaku,” kata Bandi kepada Didi. “Iya, Bandi. Aku sudah memaafkanmu, kok. Kamu jangan berbuat begitu lagi, ya. Perbuatan seperti itu tidak baik, Bandi,” jawab Didi. “Iya, Di. Aku tidak akan mengulanginya lagi,” ujar Bandi.

Adik-adik, hal yang dilakukan Didi membuat Bandi mau berubah menjadi lebih baik. Mari kita membaca 1 Samuel 24:11-12, 17-21! Saul tidak suka dengan kehebatan Daud. Ia pun marah dan memburu Daud. Saat ada kesempatan membalas Saul, Daud tidak mempergunakan kesempatan itu. Ia hanya memotong ujung jubah Saul. Itulah yang mengherankan Saul sehingga akhirnya ia menyadari kesalahannya. Tindakan kasih Daud membuat hati Saul tersentuh, bahkan ia mendoakan kebaikan untuk Daud.

Adik-adik, ketika kita terus mengasihi orang yang marah dan membenci kita, ternyata dapat membuatnya merasakan kasih kita dan berubah menjadi lebih baik. Kasih mengubah semuanya menjadi damai.

Doa:

Bapa di Surga, bentuklah aku menjadi anak yang selalu dapat
mengasihi. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.