Mazmur 135

Sesungguhnya aku tahu, bahwa TUHAN itu maha besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah.
(Mazmur 135:5)

Pada tahun 1991 Pontas Purba pernah menciptakan sebuah himne gerejawi yang masih terus dinyanyikan umat hingga hari ini. Lagu itu berjudul “Sejenak Aku Menoleh” dan terdapat dalam Pelengkap Kidung Jemaat nomor 244. Demikian cuplikan lirik lagunya: Sejenak aku menoleh pada jalan yang t’lah kutempuh. Kasih Tuhan kuperoleh, membuatku tertegun. Jalan itu penuh liku, kadang-kadang tanpa t’rang. Tapi Tuhan membimbingku hingga aku tercengang. Kasih Tuhan membimbingku dan hatiku pun tenang. Wah, lirik yang sungguh indah, ya!

Lagu ini mengingatkan kita akan sebuah pengakuan iman sang pemazmur dalam Mazmur 135. Syairnya mencerminkan pengakuan pemazmur akan kebesaran Allah setelah ia “sejenak menoleh” pada perjalanan yang telah dilalui oleh nenek moyang bangsa Israel. Pemazmur membuka syairnya dengan mengajak umat memuji kedaulatan Allah yang menimpakan tulah-tulah atas Mesir dalam rangka membebaskan umat-Nya yang tertawan di sana. Hal ini membuktikan ketidakberdayaan dewa-dewa Mesir di hadapan Allah Israel (ay. 8-9). Dalam perjalanan umat Israel di padang gurun, Allah pun menuntun mereka untuk memenangi peperangan melawan bangsabangsa asing hingga mereka tiba di Kanaan, negeri yang diberikan Allah kepada Israel (ay. 10-12). Hingga akhirnya sang pemazmur tiba pada satu kesimpulan bahwa Allah Israel jauh lebih besar dan berdaulat daripada segala berhala mati buatan tangan manusia (ay. 15-18).

Teens, ungkapan syukur yang sejati (ay. 19-21) sesungguhnya lahir dari ingatan akan sejarah masa lalu ketika kita melihat pemeliharaan Tuhan yang selalu menyertai lika-liku hidup kita. Maka, belajarlah untuk berhenti khawatir secara berlebihan akan masa depanmu, ya! Menolehlah sejenak pada hari-harimu yang lalu dan tuliskanlah berkat-berkat Tuhan yang dapat kamu syukuri!