Yesaya 2:1-22

“Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya ….”
(Yesaya 2:3)

Pernahkah kamu naik ke sebuah gunung? Atau berencana suatu saat untuk mendaki gunung? Perjalanan untuk mencapai puncak gunung memerlukan persiapan yang matang dan kondisi tubuh yang sangat prima. Tahukah kamu bahwa pada zaman dahulu sesuatu yang agung atau berkuasa sering disandingkan dengan kata “tinggi” atau “puncak”? Salah satunya adalah gunung yang digambarkan sebagai tempat Allah berjumpa dengan manusia. Gunung melambangkan tempat bersemayam Sang Pencipta, tempat perjumpaan, dan tempat memberikan persembahan kepada-Nya. Musa pun bertemu dengan Tuhan di puncak gunung Sinai saat menerima 10 Hukum Allah.

Dalam Yesaya 2 bangsa Israel diingatkan bahwa hanya Allah saja yang patut ditinggikan. Pada saat itu, banyak orang Israel yang meninggikan berhala-berhala atau bahkan meninggikan diri sendiri. Mereka menduakan Tuhan dengan mencari tuhan lain untuk disembah. Perbuatan ini tidak patut di hadapan Tuhan. Karena itu, Tuhan melalui Nabi Yesaya mengingatkan kembali kepada mereka untuk tidak menduakan Tuhan dan tidak menyombongkan diri. Mereka harus menyadari kembali bahwa hanya Allah saja yang patut ditinggikan.

Ada begitu banyak ciptaan manusia yang luar biasa di dunia modern ini. Pada zaman sekarang, manusia bisa menciptakan robot, mobil otomatis, pergi ke luar angkasa, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan ada orang yang berpendapat bahwa manusia tidak memerlukan Allah. Teens, sebagai orang Kristen, kita harus mengingat bahwa manusia bisa menciptakan sesuatu karena Allah memberikan akal budi kepada manusia. Akal budi manusia diciptakan oleh Allah sehingga kita tidak boleh merasa bahwa diri kita lebih unggul dibandingkan dengan Allah. Karena itu, jangan menduakan Tuhan dan janganlah sombong. Kita diingatkan untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam kehidupan dan karya.