2 Korintus 12:11-21

Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. Jadi jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi?
(2Kor. 12:15)

Tomi dan Tasya sudah berpacaran selama dua tahun. Ini adalah tahun ketiga hubungan mereka. Pada awalnya semua terasa indah dan mesra. Namun, belakangan ini Tomi kurang memberi perhatian kepada Tasya. Padahal Tasya telah dan tetap memberikan segala perhatiannya kepada Tomi. Lambat laun hubungan mereka merenggang. Ternyata Tomi menambatkan hatinya pada perempuan yang lain. Ironisnya, Tomi mendua hati dengan tetap menjalankan hubungannya dengan Tasya dan juga pacar barunya. Pengorbanan cinta yang dibalas luka adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kisah hubungan Tasya dan Tomi.

Hal itu juga yang dialami oleh Paulus tetapi bukan dalam urusan percintaan. Paulus telah berkorban bagi jemaat Korintus. Namun, ia malah kurang dikasihi padahal segala hal telah ia berikan dan lakukan bagi jemaat. Jemaat Korintus tidak menghargai Paulus dengan segala keberadaan dan tindakannya. Paulus malah dituduh berlaku picik dan culas. Sungguh ironis, bukan? Namun, Paulus tetap bertekad untuk tidak membenci mereka yang menyia-nyiakan pengorbanannya. Ia tetap mengasihi mereka yang tidak menghargainya.

Youth, pengalaman seperti Paulus dan Tasya mungkin pernah kita rasakan dan alami. Kita sudah berkorban dan capek-capek tetapi ternyata semua itu tak berbalas alias disia-siakan. Rasanya ingin marah dan membalas segala perbuatan licik dan jahat itu. Pengorbanan diri kadang kala tidak mendapatkan balasan yang manis. Namun, jangan berhenti untuk tetap mengasihi dan berkorban bagi yang lain. Apalagi jika hal itu untuk kebaikan bersama.

1. Mengapa jemaat Korintus menyia-nyiakan kebaikan Paulus?
2. Bagaimana cara untuk tetap mengasihi mereka yang
menyia-nyiakan pengorbanan kita?

Pokok Doa: Kekuatan untuk tetap mengasihi dan berkorban untuk orang lain.