Roma 10:15b-21

“Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”
(Rm. 10:15b)

Setiap orang pasti ingin mendengar kabar atau berita yang baik. Misalnya orangtua yang menantikan hasil ujian seleksi putranya, seorang pemuda yang menantikan jawaban pengajuan lamaran kerjanya, seorang anak yang menantikan kepulangan ayahnya dari tugas dinas di luar kota, atau seorang pasien yang ingin mendengar hasil tindakan medis yang baru dijalaninya. Setiap kita pasti menunggu dan ingin menerima kabar baik.

Kabar baik yang datang membawa keindahannya sendiri. Rasul Paulus dalam Surat Roma, juga memusatkan perhatiannya pada perkara kabar baik. Bahkan, bukan saja kabarnya yang dinanti namun si pembawa kabar baiknya juga dinantikan. Paulus mengutip pengalaman Nabi Yesaya yang tidak digubris oleh bangsa Israel ketika ia menyampaikan nubuatan dari Tuhan. Mereka tidak percaya pada ucapan Yesaya. Pengalaman Yesaya menjadi cerminan bagi jemaat Roma yang kerap bersikap seperti bangsa Israel yang tak mau mendengar perkataan Tuhan.

Youth, menjadi pembawa kabar baik adalah hal yang indah dan diinginkan banyak orang. Kita pun juga menantikan kabar baik sebagai jawaban bagi pergumulan dan persoalan kita. Karena itu, mari kita menjadi pembawa kabar baik sekalipun tantangannya berat. Mari kita juga menantikan kabar baik sebagai jawaban atas pergumulan yang sedang kita hadapi. Tetap yakin bahwa Tuhan mempersiapkan kabar baik itu dan juga pembawanya untuk menyampaikannya pada kita.

1. Apa yang dimaksud sebagai “kabar baik” dalam bacaan hari ini?
2. Bagaimana kita menyampaikan kabar baik di tengah situasi
yang kurang baik?

Pokok Doa: Menjadi pembawa kabar baik dan setia menantikan kabar baik.