8
Sep

BERKACA DIRI

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
(Mat. 7:3)

 

 

 

Oma Nova suka mengkritik orang. Ia tidak peduli apakah seseorang tersinggung dengan ucapannya atau tidak. Ia juga arogan dan suka mengatur orang lain. Bahkan ia seorang yang otoriter. Suatu waktu ia dinasihati Oma Duma. Ia membuat keputusan sendiri tanpa melibatkan rekan-rekannya dalam persekutuan kaum lansia. Ia sangat marah pada Oma Duma karena menegurnya. Ia mengatakan, Oma Duma berhati busuk. Oma Duma tidak tersinggung atau marah. Ia berkata benar dan bermaksud mengingatkan temannya. Oma Nova memang senang mengkritik, tetapi ia tak suka dikritik. Ia selalu merasa paling benar. Ia tidak pernah berkaca diri sebelum menghakimi dan menilai seseorang.

 

Sahabat Senior, sebuah kritikan tidak selalu buruk asalkan disampaikan secara tepat. Kritik yang membangun adalah kritik yang baik. Namun, sebelum mengkritik sebaiknya berkaca diri jangan sampai satu jari menunjuk pada orang lain, dan empat jari menunjuk pada diri kita sendiri. Injil Matius mengingatkan jangan sampai kita hanya bisa melihat kesalahan pada diri orang lain, sedangkan kesalahan kita yang sangat jelas yang kita lakukan, tidak kita lihat. Lihatlah balok di depan mata kita, sebelum kita melihat selumbar di mata seseorang. Mari selalu berkaca diri.

 

 

DOA:
Tuhan, tolonglah aku untuk selalu berkaca diri
sebelum menghakimi dan menilai orang lain. Amin.

Multiple Ajax Calendar

September 2023
S M T W T F S
« Aug   Oct »
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama