Matius 6:7-15

“… dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami ….”
(Mat. 6:12)

Salah satu kecenderungan manusia tatkala melakukan dosa atau kesalahan ialah melemparkan kesalahan atau menuduh orang lain. Manusia suka menyangkal jika dirinyalah yang bersalah. Mengapa? Karena ia tidak mau menjadi pihak yang dituduh bersalah, lebih mudah menuduh orang lain agar dirinya terlihat bersih dan terkesan baik. Kecenderungan untuk melemparkan kesalahan pada orang lain adalah sikap yang keliru dan merugikan. Kalau kita bersalah atau berdosa, seharusnya kita minta ampun pada Tuhan dan berdamai dengan orang yang dirugikan karena kesalahan kita. Namun, kita lebih suka membalikkan kenyataan: yang salah jadi benar, yang benar jadi salah; yang melanggar dapat tepuk tangan, yang taat dapat cibiran; yang suci dianggap berdosa, yang berdosa dianggap benar.

Dalam perikop hari ini, Yesus mengajarkan tentang hal berdoa. Kemudian, pada bagian akhir, khususnya di ayat 14-15, Yesus menjelaskan secara spesifik tentang hal mengampuni. Yesus mengajarkan bahwa orang yang mengampuni kesalahan orang lain, akan diampuni dosanya. Sebaliknya, yang tidak mau mengampuni, Bapa di surga juga tidak akan mengampuninya. Hal ini tentu bukan bermaksud untuk mempersamakan manusia dengan Bapa dalam hal memberi pengampunan. Perkataan Yesus itu menekankan sikap mengampuni sebagai jawaban atas persoalan sikap manusia yang tidak mau salah, kalah, dan berubah.

Youth, jika orang lain berbuat salah pada kita, kita diminta untuk mau mengampuninya, sebab Bapa sudah terlebih dahulu mengampuni kita. Jika dalam relasi kita ada kesediaan untuk saling mengampuni, maka kita akan hidup dalam kedamaian. Hati yang damai akan mendatangkan berkat Tuhan dalam hidup kita.

1. Apa maksud perkataan Yesus tentang hal mengampuni pada
ayat 14-15?
2. Bagaimana caranya agar kita tidak mudah menyalahkan
orang lain?

Pokok Doa: Mohon hikmat agar tidak mudah menyalahkan orang lain.