Mazmur 106:1-12

Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu!
(Mzm. 106:3)

Menurut Anda, mana yang benar: orang bahagia pasti adil, atau orang adil pasti bahagia? Keadilan dan kebahagiaan sangatlah relatif dan subyektif. Tergantung dari siapa dan bagaimana melakukannya. Bahagia bagi saya belum tentu bahagia bagi Anda. Adil bagi Anda belum tentu adil bagi saya. Adil dan bahagia adalah hal yang berbeda. Adil merupakan tindakan, bahagia adalah perasaan. Kendati berbeda, keduanya punya keterkaitan. Apakah itu?

Pada ayat 3 perikop kita hari ini, pemazmur menyatakan tentang siapa orang yang berbahagia. Bagi pemazmur, orang-orang yang memegang dan menaati hukum Tuhan adalah orang yang berbahagia. Mereka menjadi senang dan tenang karena mempunyai dasar hidup yang tepat, yakni firman Tuhan. Orang yang berbahagia karena firman Tuhan, akan selalu berlaku adil. Keadilan dilakukan karena ia menghidupi hukum Tuhan. Hal itu dijalani sebagai bentuk kebahagiaan, bukan keterpaksaan. Dengan kata lain, pemazmur ingin menegaskan bahwa orang yang berbahagia karena firman Tuhan, pastilah mau mewujudkan keadilan dalam hidupnya.

Youth, bahagia tidak selalu disebabkan karena kita mendapatkan sesuatu. Bahagia bisa kita rasakan dan dapatkan ketika kita berpegang pada hukum dan kebenaran Tuhan. Kita dihibur, ditegur, dan diajar oleh firman Tuhan sehingga hal itu mendatangkan rasa bahagia. Kebahagiaan itu diwujudkan dalam perilaku adil pada siapa pun. Mari kita adil dalam memberi dan berbagi. Mari kita pun adil terhadap waktu untuk bekerja, belajar, melayani, berteman, dan beribadah.

1. Mengapa berpegang pada hukum Tuhan adalah sebuah
kebahagiaan?
2. Bagaimana caranya agar kita mau berlaku adil di setiap waktu?

Pokok Doa: Setia berpegang dalam firman Tuhan dan selalu berlaku adil.