Mikha 2:1-13

Bukankah firman-Ku baik terhadap orang yang benar kelakuannya?
(Mikha. 2:7b)

Sebuah ungkapan mengatakan, “Kebenaran itu bagaikan obat. Pahit, tetapi menyembuhkan.” Ya, kebenaran tidak selalu datang pada kita lewat sesuatu yang menyenangkan. Sering kali kebenaran justru menimbulkan ketidaknyamanan karena kita harus rela mengubah sesuatu dalam diri kita. Itulah sebabnya, tidak semua orang siap menerima kebenaran. Banyak yang lebih senang pada hal-hal yang mendukung pikiran atau tindakan mereka meskipun karena itu, kebenaran ditutupi dan diingkari.

Sebagai seorang nabi, Mikha menyampaikan kecaman atas orang-orang yang bertindak serakah dan melakukan ketidakadilan. Dengan tegas, Nabi Mikha menyuarakan hukuman Tuhan atas mereka yang menipu dan menyengsarakan orang lain. Namun, firman Tuhan yang disampaikan Nabi Mikha tersebut justru mengalami penolakan. Orang-orang lalim berpikir bahwa mereka pasti akan terhindar dari murka Tuhan, dan nubuatan yang buruk tidak akan terjadi. Ternyata, peringatan-peringatan Nabi Mikha akhirnya digenapi ketika bangsa Asyur dan Babel menaklukkan dan menguasai Israel serta Yehuda.

Youth, firman Tuhan hadir untuk menuntun dan membimbing langkah-langkah kehidupan kita. Tidak jarang, firman itu mendesak kita untuk berani meninggalkan kebiasaan serta kecenderungan diri kita yang buruk. Firman Tuhan menolong kita untuk mampu melihat kebenaran dan hidup di dalamnya. Saat kita bersedia untuk menerima firman-Nya, kehidupan kita sedang dibentuk dan iman kita sedang bertumbuh. Sesungguhnya, orang-orang yang membuka diri pada firman Tuhan akan mengalami kebaikan-Nya senantiasa.

1. Apa kritik Nabi Mikha terhadap situasi masyarakat saat itu?
2. Apa perilaku yang ingin kita ubah berdasarkan kebenaran
firman Tuhan?

Pokok Doa: Komitmen untuk merenungkan firman Tuhan setiap hari.