Lukas 21:34-38

“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu ….”
(Lukas 21:36)

Pada suatu hari, seorang pemuda yang dikenal selalu menyempatkan waktu untuk berdoa ditanyai oleh temannya, “Apa doa-doa kamu selama ini mengubah keadaanmu?” Tidak langsung menjawab, pemuda itu diam sejenak. “Hmm… tidak secara langsung. Doa-doaku tidak mengubah keadaanku seperti yang aku inginkan. Namun yang pasti, doa-doaku mengubahkan aku.” Tidak puas, temannya kembali bertanya, “Lalu apa gunanya selama ini kamu berdoa kalau doa-doamu tidak mengubah keadaanmu?” Pemuda itu kali ini menjawab dengan cepat, “Pasti ada gunanya! Kalau aku tidak berdoa, hatiku akan dikuasai oleh hawa nafsu dan keegoisan, dan hidupku mungkin sudah berantakan. Aku bersyukur Tuhan tidak menjawab doaku seperti yang aku inginkan, tetapi Ia memberikan kepadaku yang terbaik, yaitu apa yang sungguh-sungguh aku butuhkan.”

Injil menceritakan bahwa pada malam hari, Tuhan Yesus keluar dan bermalam di Bukit Zaitun. Tampaknya, Bukit Zaitun menjadi tempat bagi Tuhan Yesus untuk memasuki keheningan dan doa kepada Sang Bapa. Di tengah pelayanan-Nya yang penuh tantangan, doa menjadi kekuatan yang senantiasa meneguhkan langkah-Nya.

Youth, dalam masa penantian akan kedatangan Kristus, kita semua diminta untuk berjaga-jaga sambil berdoa. Di tengah berbagai kesibukan, memelihara waktu berdoa adalah sarana bagi kita untuk terus menjaga relasi kita dengan Allah. Doa membuat kita tetap terhubung dengan kehendak-Nya setiap hari. Mengandalkan kekuatan diri sendiri tanpa Tuhan adalah sia-sia.

1. Sebagai Anak Allah, mengapa Tuhan Yesus tetap berdoa?
2. Bagaimana cara kita menjaga kehidupan doa setiap harinya?

Pokok Doa: Komitmen untuk memelihara kehidupan doa.