“Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah
keraskan hatimu seperti dalam kegeraman.”
(Ibrani 3:15)

Pada suatu hari seorang dosen muda di sebuah kampus swasta ternama di Jakarta menegur seorang bapak yang masuk ke dalam lift tanpa mengantri. Sang bapak tidak tersinggung dan menuruti teguran itu, lalu mundur dan keluar dari lift untuk memberi kesempatan orang yang sudah mengantri terlebih dulu. Belakangan, sang dosen muda itu diberi tahu bahwa bapak yang dia tegur itu adalah ayah dari pemilik kampus tersebut.

Sahabat Senior, banyak orang yang tidak bersedia menerima teguran karena merasa bahwa dirinya lebih tua, lebih tinggi kedudukannya, atau lebih berpengalaman dari orang yang menegurnya. Oleh Alkitab orang seperti ini disebut keras hati. Orang seperti ini menutup telinga dan hatinya dari suara Tuhan. Jika seseorang terus menerus berkeras hati, lambat laun ia akan kehilangan kepekaan terhadap kebenaran. Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk tidak berlambat-lambat menaati Tuhan saat Ia berbicara dan menegur kita dengan berbagai cara-Nya. Jangan menunda-nunda untuk memperbaiki diri bila firman Tuhan menyentuh kita secara pribadi atau saat seseorang menegur sikap kita yang salah. Marilah kita tidak mengeraskan hati agar kita tidak kehilangan kepekaan terhadap suara Tuhan.

DOA:
Ya Tuhan, kami ingin mendengarkan suara-Mu dan
tidak mengeraskan hati kami. Amin.