Ibrani 1:1-4

… maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya ….
(Ibrani 1:2)

Seorang gadis kecil menderita kelumpuhan karena dipukuli habis-habisan oleh kedua orangtuanya. Tidak hanya itu, ia pun menjadi tidak bisa berbicara. Setelah dibawa ke rumah sakit, gadis kecil itu ditangani oleh seorang perawat. Setiap hari perawat ini berkata kepadanya, “Aku sayang padamu.” Walaupun gadis itu pada awalnya tidak memberikan respons, perawat itu tetap berkata, “Jangan lupa, aku sayang padamu.” Tiga minggu kemudian, anak itu sudah bisa menggerakkan tubuhnya. Empat minggu kemudian, dia bisa berbicara dan bahkan tersenyum kembali. Pemulihannya terjadi bukan hanya karena obat-obatan, melainkan juga karena cinta yang terus berbicara dan menyapanya.

Berulang kali Allah telah berbicara lewat perantaraan para nabi kepada umat-Nya. Namun, Allah tidak berhenti di sana. Dalam cinta-Nya, Ia mengutus Anak-Nya untuk datang dan berbicara bagi dunia. Melalui Sang Anak, kita mengenal Sang Bapa dan kasih-Nya yang mulia. Melalui Sang Anak kita mengalami penyucian atas dosa. Melalui Sang Anak, kita memiliki pengharapan akan kehidupan yang baru; bukan hanya saat ini, melainkan juga dalam kehidupan yang akan datang, di mana Kristus memerintah sebagai Raja untuk selama-lamanya.

Youth, kita sering bersikap sebagai orang-orang yang enggan mendengarkan Tuhan. Kita sering disibukkan oleh suara-suara dalam diri kita sendiri, entah itu suara kesedihan, luka, amarah, bahkan keegoisan. Meskipun demikian, Allah tidak pernah berhenti berbicara kepada kita. Melalui Sang Anak, Ia selalu menyatakan betapa Ia mengasihi dan hendak memulihkan kita. Marimenyambut cinta-Nya yang berbicara kepada kita setiap hari.

1. Dengan cara apa Allah berfirman bagi dunia?
2. Apa yang kamu hayati sebagai sapaan Allah setiap harinya?

Pokok Doa: Keterbukaan diri untuk mendengarkan Tuhan.