Matius 12:46-50

“Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
(Matius 12:50)

Di Indonesia, ketika seseorang melanggar aturan berlalu lintas di jalan raya dan akan diberi sanksi, ada saja yang lalu mengaku sebagai kerabat atau keluarga dari anggota kepolisian, pejabat, maupun tokoh penting lainnya. Entah benar atau tidak, tujuannya tentu untuk melindungi diri dari sanksi hukum yang berlaku. Fenomena tersebut menggambarkan bagaimana relasi kuasa dapat dipakai untuk melanggengkan kecurangan dan ketidakadilan, sehingga perilaku nepotisme masih menjadi sesuatu yang merajalela di tengah kehidupan berbangsa kita.

Dalam Injil yang kita baca hari ini, Tuhan Yesus mengajak pengikut-Nya untuk memaknai arti persaudaraan dalam perspektif Kerajaan Allah. Persaudaraan dalam Kerajaan Allah tidak berhenti pada hubungan darah, tidak pula bertujuan untuk melanggengkan kuasa serta kepentingan kelompok. Sebaliknya, Tuhan Yesus memanggil kita untuk melakukan kehendak Bapa di Surga. Dengan melakukan kehendak Bapa, kita menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Allah. Kita adalah saudara-saudara Kristus ketika kita ikut melakukan karya-Nya di tengah-tengah dunia. Menjadi saudara Kristus berarti menjadi saudara bagi yang lain, ikut menunjukkan kasih dan pengharapan dari Allah kepada sesama, apa pun latar belakangnya.

Youth, betapa besar dan berharganya panggilan Allah bagi kita untuk menjadi anggota keluarga Kerajaan-Nya. Kita yang sebetulnya tidak layak, dilayakkan untuk ikut menyatakan kehadiran Kristus di tengah dunia. Semoga dalam kehidupan sehari-hari, panggilan Allah ini dapat senantiasa kita nyatakan.

1. Siapa yang disebut sebagai saudara-saudara Kristus?
2. Tindakan kasih apa yang hendak kamu lakukan kepada sesama hari ini?

Pokok Doa: Persaudaraan di tengah berbagai perbedaan.