Ester 4:15-17

“Pergilah, kumpulkan semua orang Yahudi … berpuasalah untuk aku … Kalau aku harus mati, biarlah aku mati.”

(Ester 4:16)

Dari sekian banyak karakter seorang pemimpin, salah satu yang tidak dapat diabaikan adalah siap mengambil risiko dalam menjalankan tugas- tugas kepemimpinan. Ibarat mau berlayar harus siap menghadapi badai, maka menjadi pemimpin pun harus siap mengambil risiko yang terukur. Pemimpin yang tidak siap mengambil risiko adalah pemimpin yang tidak mampu menginspirasi mereka yang dipimpinnya.

Ester, adalah pemimpin sejati. Sikapnya saat menghadapi ancaman pemusnahan bangsa Yahudi patut diteladani. Sekalipun ia juga dapat memilih untuk diam dan menikmati semua kesenangan yang ada di istana raja. Paling tidak, ada dua hal penting dari teladan kepemimpinan Ester. Pertama, ia bergantung pada Tuhan. Permintaan agar orang Yahudi berpuasa merupakan salah satu bentuk keyakinan saat menghadapi krisis. Itu dapat menjadi permohonan atas perkenanan Tuhan. Ester sadar bahwa ia terbatas, tetapi doa dan perkenanan Tuhan menguatkannya. Kedua, Ester siap dengan risiko yang ada. Menghadap raja tanpa diundang sangat berisiko, antara hidup atau mati. Itulah mengapa dengan lantang Ester katakan, “Kalau aku harus mati, biarlah aku mati.” Ia sadar betul ada risiko kematian dalam tindakannya. Namun, Ester juga mengerti bahwa ini adalah jalan yang harus ia tempuh untuk menyelamatkan bangsanya. Ester menunjukkan salah satu karakter seorang pemimpin sejati.

Teens, butuh keberanian dan percaya diri yang baik untuk menjadi seorang risk taker (pengambil risiko). Tentu siap mengambil risiko didasarkan pada pertimbangan matang dan sungguh-sungguh. Jika kamu dipercayakan tugas kepemimpinan, ingatlah kisah Ester. Percayalah, saat kamu harus mengambil risiko karena perbuatan-perbuatan baik yang kamu lakukan, Tuhan senantiasa ada bersamamu dan memampukanmu melalui semuanya.