Ester 8:6-8

“Sebab, bagaimana hamba dapat melihat malapetaka yang menimpa bangsa hamba dan bagaimana hamba dapat melihat kebinasaan sanak saudara hamba?”

(Ester 8:6)

Istilah “emang gue pikirin” atau EGP adalah reaksi dari seseorang yang tidak peduli pada situasi orang lain. Sikap ini didasarkan pada karakter egois, yang tidak suka direpoti dengan urusan orang lain. Seseorang dengan sikap EGP lebih peduli dengan diri dan kesenangannya sendiri. Mereka menolak untuk terlibat dan mengambil bagian dalam keberadaan orang lain, bahkan enggan mengulurkan tangan untuk menolong pihak lain yang membutuhkan.

Teks hari ini mengisahkan bahwa Ratu Ester memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Ia tidak mampu melihat malapateka yang menimpa bangsanya. Ester tidak dapat berdiam diri dan hanya memandang kebinasaan yang menimpa kaum keluarganya. Ester mampu merasakan apa yang dialami bangsanya meskipun ia sudah aman dan nyaman di istana. Ia punya pilihan untuk tetap menikmati kesenangan, pujian, dan kekuasaan yang ada padanya tanpa diganggu oleh kebutuhan orang sebangsanya. Namun, Ester memilih untuk tidak memikirkan dirinya sendiri. Dengan kata lain, Ester menolak untuk menjadi pribadi yang EGP. Ester say no to EGP.

Teens, apa yang dilakukan Ester dapat menjadi inspirasi bagi kita sebagai murid- murid Kristus. Pilihan kita harus sejalan dengan pilihan Kristus, yaitu menjalankan kehendak Allah untuk berpihak kepada sesama yang membutuhkan pertolongan, bukan merangkul kesenangan, kepuasan, kehormatan, atau kekuasaan. Pilihan seperti ini membawa kita dalam perjuangan melawan ego diri sendiri. Jika kita berhasil menguasainya, melangkah keluar dari ke-diri-an menuju sesama, jalan untuk menolong sesama yang membutuhkan akan terbuka lebar. Jika kamu memiliki niat untuk menolong orang lain, Tuhan akan membuka 1001 jalan bagimu. Namun, jika kamu tidak memiliki niat untuk menolong, 1001 jalan yang Tuhan buka akan kamu tutup dengan berbagai alasan.