Matius 25:31-46

“Segala sesuatu yang telah kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

(Matius 25:40)

Setiap minggu pagi, mama selalu membawakan kaleng susu bekas berisi nasi, sayur, dan lauk. Saya, yang waktu itu masih Sekolah Minggu, dititipi membawa kaleng berisi nasi itu untuk diberikan kepada Gombloh, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Gombloh tinggal di sebuah rumah yang sudah tidak terawat. Saya berangkat Sekolah Minggu naik becak. Abang becaklah yang bertugas membawa nasi ke dalam untuk Gombloh. Buat saya, rumah itu terlihat menakutkan, lebih lagi dengan adanya “orang gila” yang tinggal di sana. Saya tahu, mama melakukan hal itu karena rasa kemanusiaan. “Kasian…,” begitu mama sering berujar. Namun selain itu, saya pun tahu bahwa inilah cara mama melayani Tuhan melalui orang yang hina.

Yesus adalah Raja yang mengadili (ay. 32-34). Namun, sang Raja tidak mengidentifikasikan diri-Nya dengan gemerlap kekuasaan dan kemewahan. Yesus justru menyamakan diri-Nya dengan orang-orang yang hina. Bagi Yesus, segala hal yang dilakukan untuk membantu orang miskin yang kelaparan, kehausan, orang asing yang tidak punya tempat tinggal, orang yang telanjang, sakit, dan yang berada dalam penjara adalah tindakan yang dilakukan seperti untuk diri-Nya. Sebaliknya, segala hal yang tidak dilakukan bagi saudara-saudara yang sedang dalam penderitaan itu berarti sama dengan tidak melakukannya untuk Yesus, Sang Raja. Maka, keberadaan orang-orang yang tersisih dan dianggap hina ini mewakili keberadaan Yesus di dunia.

Teens, marilah melihat ke sekitar kita. Adakah orang yang lemah, tersisih, dan kekurangan yang membutuhkan uluran tangan kita? Ingatlah bahwa ketika kamu menolong mereka berarti kamu sedang melakukannya untuk Yesus. Sesungguhnya, kebaikan yang kamu lakukan bagi orang-orang yang hina adalah perbuatan yang kamu lakukan bagi Sang Raja.