Habakuk 3:2-13

Engkau bergerak maju untuk menyelamatkan umat-Mu, untuk menyelamatkan yang Kauurapi.

(Hab. 3:13)

Setiap orang pasti pernah mengeluh. Ketika ada suatu peristiwa yang melanda dan terasa berat, maka manusia akan mengeluh, bahkan mungkin bersungut-sungut. Mengapa sebagai manusia kita mudah mengeluh? Kita mengeluh karena merasa kecewa bahwa realitas yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam pasal 3 ini disebutkan bahwa Habakuk berdoa dengan nada ratapan, hal yang tidak dituliskan di pasal-pasal sebelumnya. Sang Nabi memang meratap. Habakuk membuka doanya dengan pengakuan bahwa dia merasa gentar di hadapan Allah mengingat apa yang telah Allah lakukan atas bangsanya. Habakuk menyadari bahwa penjajahan Babel atas Israel merupakan hukuman Tuhan atas kejahatan Israel. Namun Hababuk tetap meyakini bahwa Allah tetap akan mengingat umat-Nya, maka Allah pun akan menolong dan meluputkan umat pilihan-Nya dari bencana. Lewat persoalan yang dihadapi umat, sejatinya itu menjadi sarana Allah untuk mendidik umat pilihan-Nya.

Youth, rasanya memang sulit untuk memahami rencana Tuhan di dalam kehidupan ini. Adakalanya kita bingung terhadap situasi yang terjadi. Kadangkala apa yang kita doakan justru tidak dikabulkan, dan apa yang tidak diharapkan justru yang menjadi kenyataan. Belajarlah dari Habakuk. Sekalipun situasi tidak sesuai harapan, Habakuk tetap bisa bersukacita dan mengucap syukur. Tidak mudah, bahkan berat, tetapi bukan berarti kita tidak bisa bersikap seperti Habakuk. Marilah kita terus menantikan karya Tuhan karena kesetiaan- Nya tidak pernah berubah.

1. Apa yang membuat Habakuk meratap?
2. Apa yang sering kamu ratapi di dalam hidup?

Pokok Doa: Hikmat dalam memahami rencana Tuhan.