Yesaya 43:8-13

“Kamulah saksi-saksi-Ku,” demikianlah firman TUHAN,

(Yes. 43:10)

 

 

 

Banyak orang tidak mau menjadi saksi di tengah sebuah perkara. Sebab menjadi saksi bukan tugas yang mudah, bahkan dengan menjadi saksi seseorang akan mendapat masalah jika ditemukan indikasi kesaksian palsu. Tugas saksi adalah memberi kesaksian tentang apa yang dialami, dilihat dan dirasakannya secara pribadi, bukan menceritakan pengalaman orang lain. Oleh sebab itu sebelum menjalankan perannya, seorang saksi harus terlebih dahulu diambil sumpahnya agar kesaksiannya bersifat jujur.

 

 

Bangsa Israel sedang menjalani pembuangan di Babel. Sebagai bangsa buangan tentu ada banyak keterbatasan yang dimiliki, bangsa buangan tidaklah sebebas orang merdeka. Di Babel, bangsa Israel pun menjalani interaksi dengan beragam orang dari berbagai suku bangsa. Adakalanya perjumpaan antar budaya mempengaruhi sendi-sendi kehidupan termasuk iman percaya. Yesaya mengingatkan bahwa bangsa Israel harus menjadi saksi melalui iman dan perbuatan mereka sehari-hari. Di tengah-tengah kesulitan di dalam pembuangan, mereka diminta untuk tetap memiliki pengharapan.

 

 

Youth, kita pun dipanggil menjadi saksi Kristus di tengah zaman ini. Mari tunjukkan sikap yang baik sebagai pengikut Kristus, supaya melalui tindakan, tutur kata dan perbuatan yang dikerjakan, orang dapat mengenal dan merasakan kasih Kristus yang nyata di tengah dunia. Menjadi saksi Tuhan bukan sekadar menaati perintah, tetapi merupakan hasil dari perjumpaan dengan Kristus. Jadilah saksi Kristus yang kita kenal melalui tutur kata dan perbuatan.

 

 

1. Apa yang harus dilakukan Israel di tengah pembuangan di Babel?
2. Apa kendalamu saat menjadi saksi Kristus?

 

Pokok Doa: Keberanian untuk bersaksi.