Yakobus 1:27

Ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka ….

(Yakobus 1:27)

“Kita pergi ke gereja yang ada di mal aja, yuk! Ibadahnya seru, musiknya keren. Enggak ngantuk deh kalau ibadah di sana,” ajak Nina ke teman- temannya. “Ah, aku enggak cocok ibadah di tempat yang begitu! Lampu yang kelap-kelip bikin aku pusing,” tolak Stela. Tidak berhenti sampai di situ, Stela menambahkan, “Lagian, kamu tuh niatnya ibadah atau pergi ke konser sih, Nin, kok suka banget ibadah begitu.” “Kalau ibadah di situ, aku lebih ngerasa masuk gitu, lo! Kalau di gerejaku, aku seringnya ngantuk. Jadi males mau ke gereja.” Perdebatan ini bisa berlanjut lebih panjang, mendaftar apa keunggulan dan kekurangan model ibadah masing-masing gereja.

Ibadah merupakan ritual yang berguna untuk meresapi karya keselamatan Allah bagi manusia. Model ibadah suatu gereja bisa berbeda-beda, ada yang khidmat, ada pula yang ekspresif. Bagaimanapun model ibadahnya, ibadah selalu berkaitan dan memengaruhi spiritualitas hidup sehari-hari. Itulah sebabnya, Yakobus mengatakan bahwa ibadah yang murni bukan sekadar ritual, tetapi aktual. Yang dimaksud dengan aktual adalah sungguh-sungguh nyata melalui tindakan sehari-hari, misalnya menolong anak yatim piatu, dan membantu para janda dalam kesusahan mereka. Ibadah yang sejati tidak berhenti hanya dalam bentuk ritual di gereja, tetapi berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.

Teens, apakah ibadahmu sudah mewujud dalam tindakan dan perbuatan sehari- hari? Cobalah setiap kamu selesai beribadah di gereja ataupun berdoa dan bersaat teduh sendiri, buatlah satu rencana tindakan nyata untuk mewujudkan firman yang baru kamu baca. Misalnya, pada hari ini setelah membaca firman, ingat-ingatlah temanmu yang sudah tidak memiliki ayah atau ibu (yatim piatu). Kamu bisa mendoakan mereka, atau menyapa mereka pada hari ini.