Yesaya 49:1-7

TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan; ia menyebut namaku sejak dari rahim ibuku.

(Yes. 49:1)

 

 

 

Pada saat saya mengikuti wawancara masuk fakultas teologi, pewawancara bertanya: “Apa yang membuatmu ingin kuliah teologi?” Dengan mantap saya menjawab: “Panggilan Tuhan.” Ia kemudian melanjutkan: “Dipanggil lewat apa? Telepon atau sms?” Saya pun bingung tak tahu harus menjelaskan apa. Barulah setelah kuliah saya memahami apa maksud pertanyaan tersebut.

 

 

Di dalam segala keterbatasannya, Tuhan memanggil Yesaya untuk membawa bangsa Israel yang ada di dalam pembuangan menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Tuhan memperlengkapi Yesaya, sehingga ia akan mampu menjalankan tugas perutusan itu dengan baik. Bahkan Yesaya meyakini bahwa ia sudah dipanggil sejak masih dalam kandungan ibunya, artinya Tuhan sudah mempersiapkan segala sesuatunya, bahkan jauh sebelum Yesaya dilahirkan. Keraguan Yesaya akan panggilan pelayanannya menjadi sirna, karena ia yakin bahwa Allah akan memperlengkapinya dalam setiap tugas pelayanan.

 

 

Youth, panggilan Allah berlaku pada semua bidang kehidupan. Istilah hamba Tuhan tidak hanya ditujukan pada para pendeta atau penatua semata. Kita semua dipanggil untuk menjadi hamba-Nya untuk melayani Tuhan di ladang karya kita masing-masing. Adalah baik jika kita merespon panggilan untuk menjadi pendeta atau penatua, tetapi pelayanan bukan hanya terbatas pada lingkungan gereja, melainkan mencakup seluruh kehidupan kita. Maka lakukanlah yang terbaik dalam menjalani peranan kita sehari-hari, karena itulah cara kita merespon panggilan Allah.

 

 

1. Mengapa Yesaya merasa pesismis dalam karyanya?
2. Apakah ladang karyamu di gereja saat ini?

 

Pokok Doa: Kekuatan menjalankan tugas perutusan di ladang masing-masing