Imamat 25:1-7

“Apabila kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.”

(Imamat 25:2)

Jepang adalah salah satu negara dengan kepedulian lingkungan yang cukup baik. Masyarakat memilah-milah sampah mereka. Kotak minuman bekas susu atau jus tidak begitu saja mereka buang. Kotak itu akan dicuci dulu supaya tidak mengundang semut, kemudian dikeringkan, lalu dilipat, dikumpulkan dengan sampah sejenis yang dari kertas. Hal semacam ini mungkin kita anggap tidak praktis dan merepotkan. Bukankah sudah ada tukang sampah yang nanti memilah-milah? Mereka punya alasan untuk melakukan itu: “Tidak seharusnya kita menciptakan sumber bau busuk dan penyakit bagi orang lain.”

Sebelum orang Israel masuk ke tanah yang Tuhan janjikan, Tuhan tidak hanya mengajari umat-Nya untuk menghormati dan peduli pada orang lain saja, tetapi juga agar peduli pada alam. Ketika orang-orang Israel mulai menetap, mereka dapat berkebun dan bertani. Tanah boleh diolah dan ditanami selama 6 tahun, tetapi tahun ke-7 adalah tahun perhentian. Sabat bagi tanah. Tidak hanya manusia yang mempunyai hari Sabat sebagai waktu beristirahat, tanah pun diberi kesempatan untuk beristirahat. Tanah harus diberi waktu untuk memperbarui dirinya. Dengan begitu, kesuburan tanah akan tetap terjaga.

Teens, kepedulian pada alam adalah suatu keharusan. Sebab, jika alam ini rusak, hidup manusia pun akan rusak. Apa yang bisa kamu lakukan sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan? Bersihkan kamarmu, jaga kebersihan di mana pun kamu berada, hemat listrik, dan hemat air. Ketika bepergian usahakan untuk membawa air minum dengan botol minum sendiri. Biasakan berjalan kaki atau naik transportasi umum untuk mengurangi polusi. Sebarkan semangat peduli lingkungan ini, dan lakukanlah kegiatan merawat lingkungan di sekolah atau gerejamu.