Kidung Agung 3 : 1-11

… jangan kamu membangkitkan dan menyalakan cinta sebelum diingininya!

(Kid. 3:5)

 

 

 

Erich Fromm dalam buku “The Art of Loving” mengemukakan bahwa cinta adalah suatu tindakan aktif dan bukan kekuatan pasif. Karakter aktif dari cinta adalah memberi dan bukan menerima. Mencintai berarti mengurbankan sesuatu, bukan mencari keuntungan, memeras atau menimbun. “Bukan apa yang kamu cintai melainkan bagaimana kamu mencintai. Hari ini orang fokus apa yang ia sukai dan cintai. Untuk menjadi pribadi yang mencintai, berfokuslah pada bagaimana mencintai yang baik, bukan apa yang kita cintai,” kata Erich Fromm. Ketika karakter utama dari cinta adalah memberi, maka bukan hanya materi dan pemenuhan kebutuhan jasmani saja yang diberikan, melainkan kebutuhan psikologis berupa : care (perhatian), respect (hormat), responsibility (tanggung jawab) dan knowledge (pengetahuan).

 

 

Kitab Kidung Agung bukan saja menggambarkan cinta antar manusia, melainkan juga cinta Allah pada manusia. Cinta Allah terwujud dalam tindakan nyata dengan perhatian yang ditunjukkan, penghargaan yang diperlihatkan, tanggung jawab yang diemban serta pengetahuan akan kedalaman cinta yang diwujudnyatakan. Seperti sepasang kekasih yang saling merindukan serta mengharapkan kehadiran kedua belah pihak.

 

 

Youth, mengalami cinta menjadikan seseorang pribadi yang aktif dalam menghadirkan kebaikan bagi yang dicintainya. Menjadi seorang pencinta seperti Allah, berarti kita aktif melakukan tindakan bagi kebaikan orang yang dicintai. Marilah kita mewujudkan cinta yang telah kita terima dari Allah, Sang Sumber cinta yang sejati.

 

 

1. Tindakan apa yang terwujud dari kerinduan akan kekasih di Kidung Agung?
2. Tindakan cinta apa yang pernah anda tunjukkan?

 

Pokok Doa: Cinta yang selalu menyala dalam diri.