Markus 7:1-23

“Tidak ada sesuatu pun dari luar seseorang, yang masuk ke dalam dirinya, dapat menajiskannya, melainkan hal-hal yang keluar dari dalam diri seseorang, itulah yang menajiskannya.”

(Markus 7:15)

Pandemi Covid-19 memiliki banyak dampak negatif dalam kehidupan manusia, tetapi ada juga beberapa pelajaran berharga yang dapat dipetik darinya. Misalnya, kesadaran akan kebersihan tangan makin meningkat. Sudah umum seseorang rutin mencuci tangan atau paling tidak membawa hand sanitizer untuk menjauhkan diri dari virus dan bakteri.

Teks Alkitab hari ini bercerita tentang pertanyaan yang diutarakan oleh orang Farisi mengenai tradisi membasuh tangan. Bagi orang Yahudi, membasuh tangan sebelum makan dan membersihkan diri setelah bepergian adalah sebuah keharusan. Jika tidak melakukannya, seseorang dikatakan najis atau kotor. Tuhan Yesus menanggapi pertanyaan ini dengan keras. Yesus tidak mempermasalahkan tradisinya, tetapi Ia menyoroti kecenderungan orang Farisi untuk memelintir tradisi berdasarkan kepentingan pribadinya. Yesus menekankan seharusnya mereka lebih fokus menjaga kebersihan dalam hati mereka ketimbang meributkan apa yang tampak dari luar. Ayat 21-22 mengatakan: “… sebab dari dalam, dari hati orang, timbul pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinaan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, dan kebebalan.” Yesus mengajarkan bahwa ancaman terbesar yang membuat seseorang menjadi najis atau kotor berasal dari dalam dirinya sendiri. Inilah keberadaan manusia yang sudah cemar oleh dosa. Hati dan pikiran kita kerap terisi dengan pikiran-pikiran yang tidak baik, dan akhirnya pikiran tersebut menjadi nyata melalui perkataan dan perbuatan kita.

Teens, virus dan bakteri di tangan dapat dibersihkan dengan sabun. Namun, “virus” dalam hati tidak semudah itu untuk dibersihkan. Berdoalah meminta pertolongan dari Roh Kudus agar hati serta pikiranmu dibersihkan dari hal-hal yang kotor dan najis. Biarlah ruang hati dan pikiranmu terisi penuh oleh kebenaran dan kehendak Allah saja.